TUGAS
Dewi Anggun Puspitarini
15919047
Manajemen
Investigasi Digital
Dosen
Yudi Prayudi S.Si. M.Kom
1.
Sejarah Forensic
Science
Akuntansi forensik dahulu digunakan untuk
keperluan pembagian warisan atau mengungkap motive pembunuhan. Bermula dari
penerapan akuntansi dalam persoalan hukum, maka istilah yang dipakai adalah
akuntansi (dan bukan audit) forensik. Perkembangan sampai dengan saat ini pun
kadar akuntansi masih kelihatan, misalnya dalam perhitungan ganti rugi baik
dalam pengertian sengketa maupun kerugian akibat kasus korupsi. Selain itu
skandal-skandal keuangan semacam, Enron dan WorldCom menyebabkan jatuhnya
kepercayaan investor atas profesi akuntan. Sehingga memunculkan akuntansi
forensik sebagai sebuah metode untuk mendeteksi dan menanggulangi penipuan.
Dalam perkembangannya kemudian akuntansi
forensik terbentuk dari penggabungann antara akuntan dan system hukum.
Pengacara menggunakan akuntansi forensik untuk menemukan bukti dalam kasus
korupsi yang tidak dapat mereka peroleh. Di Amerika, seorang auditor forensik
(orang yang berprofesi di bidang akuntansi forensik) atau pemeriksa fraud
bersertifikasi (Certified Fraud Examiners/CFE) tergabung dalam Association
of Certified Fraud Examiners (ACFE). Munculnya
istilah Forensik dalam dunia
akuntansi menakjubkan banyak pihak, karena memang keahlian ini sebelumnya
banyak ditemukan pada dunia medis dan kedokteran yang dijakan sebagai bahan
(bukti) kesaksian saat terjadi sengketa di pengadilan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
yang diterbitkan Pusat Bahasa mendefinisikan forensik secara terbatas yaitu 1)
forensik merupakan cabang ilmu kedokteran yang berhubungan pemaparan fakta
medis pada masaalah hukum, 2) ilmu bedah yang bekaitan dengan penentuan
identitas mayat seseorang yang ada kaitannya dengan kehakiman dan peradilan. Namun Merriam
Webster’s Collegiate Dictionary forensik
dalam bidang akuntansi diartikan sebagai penerapan disiplin akuntansi pada
masalah hukum.
2.
Ulasan tentang Locard Exchange Principle
Locard
Exchange Principle banyak memberikan pengaruh ke dunia ilmu forensik
termasuk forensika digital dalam mengumpulkan dan menganalisa sebuah alat
bukti, semisal pada server, perangkat jaringan, dan jaringan lalu lintas,
komputer pribadi perlu diingat bahwa memiliki jejak jaringan dari kegiatan mereka
yang dapat dilestarikan dan diperiksa menggunakan teknik forensika digital.
Untuk memahami lebih jelas penerapan prinsip ini untuk kegiatan kriminal pada
jaringan komputer, misalkan seorang individu menggunakan komputer di rumah
untuk mendapatkan akses tidak sah ke server jauh melalui jaringan. Beberapa
transfer data digital terjadi. Ilustrasi lain untuk menjelaskan dasar Locard
Exchange Prinsip dari sudut pandang forensika digital ialah untuk menggunakan
bukti-bukti digital dalam hubungannya dengan teknik investigasi tradisional.
3.
Fungsi hassh-file signature dan time stamp
(MAC)
Fungsi hash adalah sebuah proses yang mengubah
variabel suatu data yang berukuran besar menjadi lebih sederhana dan unik
menjadi menjadi sebuah nilai sebesar 128 bit.Nilai hash
digunakan untuk memastikan bahwa salinan yang akan diakuisi belum diubah. Nilai
hash akan diambil dan dicocokan dengan hard drive asli. Nilai digunakan selama
pemeriksaan forensik untuk menjaga integritas dari aslinya. Jika
nilai-nilai yang sama, maka salinan diperlakukan sama seperti aslinya. Jika
nilai hash drive asli dengan salinan drive mempunyai nilai yang berbeda, maka
integritas salinan akan dipertanyakan.Nilai-nilai hash dapat digunakan untuk
otentikasi bukti dan dipresentasekan di pengadilan. Dalam proses
penyelidikan ,fungsi hash mempunyai peran yang sangat penting. Fungsi hash ini
digunakan sebagai standar untuk melakukan proses identifikasi dan otentifikasi
data digital dalam rangka menjaga integritas data.
4.
Buatlah tulisan seputar Panama Papers dan kaitannya
dengan Akuntansi Forensik
Panama Papers adalah 11,5 juta
dokumen yang bocor dari database firma Mossack Fonseca yang berbasis di Panama,
Amerika Latin. Dokumen ini memuat nama pengguna jasa Mossack Fonseca di seluruh
dunia untuk pemindahan uang di negara-negara tax haven. Pemindahan uang ini
sering dipakai untuk mengemplang pajak dan mencuci uang.
Akuntansi Forensik
dan Audit Investigatif (AFAI) adalah sebuah ilmu yang memberiksan pedoman untuk
menyelidiki kasus-kasus seperti korupsi, fraud, money laundering,
hingga tax evasion karena AFAI menyediakan metode-metode untuk mendeteksi dan
menindaklanjuti ketidakwajaran yang ada pada laporan keuangan suatu entitas
bisnis. Akuntan Forensik memiliki kemampuan untuk mendeteksi berdasarkan
ketidakwajaran yang diopinikan oleh akuntan publik (menentukan dugaan awal,
membuat benang merah keterlibatan orang-orang di dalam praktek kejahatan,
hingga menentukan aliran uang dalam suatu kasus).
Praktek investigasi
yang dilakukan oleh akuntan forensik ini sangat erat kaitannya dengan kasus Panama
Papers. Akuntan forensik dapat membantu pemerintah, terutama BPK RI
untuk menginvestigasi aliran dana yang ada di luar negeri, yang seharusnya bisa
menjadi pendapatan pajak untuk negara. Melalui metode awal yaitu predication,
Akuntan Forensik dapat menemukan bentuk awal kasus layaknya seorang yang sedang
bermain jigsaw puzzle mampu mengidentifikasi bentukan awal
gambar hanya dengan beberapa keping tanpa harus memiliki seluruh kepingnya. Hal
ini sangat relevan karena Panama Papers dapat menjadi
bukti-bukti awal untuk selanjutnya masuk ke metode follow the
money. Dengan metode follow the money,
akuntan forensik dapat menelusuri arus dana yang seharusnya menjadi pendapatan
pajak bagi pemerintah serta mengetahui kemungkinan institusi ataupun
orang-orang yang terlibat didalam penggelapan pajak ini (tax fraud).
Dengan demikian, pelaku tax evasion dapat teridentifikasi dengan jelas dan
dapat dibawa ke tahap selanjutnya yaitu litigasi atau proses peradilan.
Peran Kantor
Akuntan Publik (KAP) menjadi penting sebagai penyeimbang bagi pemerintah.
Penyeimbang yang dimaksud adalah sebagai pemberi keseimbangan terhadap
temuan-temuan yang didapat oleh BPK, diperbandingkan dengan temuan-temuan yang
dimiliki oleh KAP mengingat kelengkapan informasi, kerumitan investigasi, serta
perspektif investigasi yang dilakukan berbeda antara KAP dan BPK meskipun
menggunakan teknik yang sama. Dengan demikian, output yang dihasilkan memiliki
parameter yang jelas dan mendapat pengakuan secara publik, serta tidak terjadi misconduct
dan misinterpretation. Mengingat data yang dibeberkan oleh the
Panama Papers sangat banyak dan belum terverifikasi
kebenarannya, maka dengan adanya KAP yang memainkan peran sebagai penyeimbang,
data-data tersebut dapat semakin sahih dan bisa diakui secara penuh sebagai
temuan untuk tahap predication. Harapannya, pelaku tax evasion
dapat segera ditindaklanjuti secara hukum dan menjadi bahan pertimbangan
terkait efektivitas kebijakan tax amnesty yang masih dalam
tahap rancangan undang-undang.
Komentar
Posting Komentar