CHAPTER 11 “Expert Fraud Investigation” By Tracy L Coenen A. PELAPORAN DAN LITIGASI Melaporkan temuan penyelidikan kecurangan akan memerlukan berbagai tingkat detail dan presisi, tergantung pada spesifiknya keterlibatan tersebut. Namun cukup mudah untuk mengembangkan proses pelaporan standar yang bisa diikuti oleh staf. Salah satu pilihan dalam beberapa kasus adalah memberikan laporan lisan kepada klien dan penasihat hukum. Ini bukan cara yang paling umum untuk melaporkan temuan investigasi kecurangan. Namun, hal itu sesuai dalam kasus tertentu, seperti kasus di mana penasihat hukum belum menginginkan laporan yang dapat ditemukan dalam arsip tersebut. Hasil investigasi kecurangan biasanya dirinci dalam laporan tertulis. Saat menulis laporan, penyidik penipuan harus ingat siapa yang akan membaca laporannya. Penting untuk dipertimbangkan bahwa meskipun saat ini laporan tersebut mungkin hanya untuk tujuan internal perusahaan, di suatu tempat di jalan, laporan tersebut
TUGAS Dewi Anggun Puspitarini 15919047 Manajemen Investigasi Digital Dosen Yudi Prayudi S.Si. M.Kom 1. Sejarah Forensic Science Akuntansi forensik dahulu digunakan untuk keperluan pembagian warisan atau mengungkap motive pembunuhan. Bermula dari penerapan akuntansi dalam persoalan hukum, maka istilah yang dipakai adalah akuntansi (dan bukan audit) forensik. Perkembangan sampai dengan saat ini pun kadar akuntansi masih kelihatan, misalnya dalam perhitungan ganti rugi baik dalam pengertian sengketa maupun kerugian akibat kasus korupsi. Selain itu skandal-skandal keuangan semacam, Enron dan WorldCom menyebabkan jatuhnya kepercayaan investor atas profesi akuntan. Sehingga memunculkan akuntansi forensik sebagai sebuah metode untuk mendeteksi dan menanggulangi penipuan. Dalam perkembangannya kemudian akuntansi forensik terbentuk dari penggabungann antara akuntan dan system hukum. Pengacara menggunakan akuntansi forensik untuk menemukan bukti dalam kasus